Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, Indonesia menghormati ketentuan Inggris keluar dari Uni Eropa. Namun sudah pasti, tiap-tiap ketentuan tentu ada konsekwensi. BI lihat kalau keluarnya Inggris dari Uni Eropa mempunyai tantangan sendiri untuk Indonesia untuk periode menengah berkaitan perdagangan.
" Inggris serta Eropa miliki jalinan dagang dengan Indonesia, " tutur dia, selesai memberi sambutan dalam acara Bank Indonesia-Federal Reserve Bank of New York Joint International Seminar bertopik Managing Stability and Growth Under Economic and Monetary Divergence, di Nusa Dua, Bali, Senin (1/8/2016) .
Selanjutnya ia menyampaikan, masalah keyakinan. Tingkat keyakinan pasar bisa alami penurunan apabila ada keadaan itu yang akan datang. " Ke depan mesti penuhi sistem negosiasi, serta akhirnya seperti apa. Kami yakini Inggris serta Eropa keduanya sama melindungi untuk hari esok, " tutur dia.
Ia menjelaskan, setelah itu lihat bagaimana usaha Inggris serta Eropa, dan negara didunia lain untuk melindungi ekonomi hingga tak lalu menyebabkan ketidakpastian. Ia menyampaikan, dalam pertemuan internasional, tiap-tiap negara juga menginginkan raih perkembangan ekonomi stabil.
" Baru adakan G20 pada minggu ketiga Juli di Chengdu China, itu (Brexit) bakal ditindaklanjuti pada pertemuan G20 pada September. Ini untuk dapat mengerti ekonomi dunia, serta tantangannya, tetaplah raih perkembangan ekonomi suistanable, " kata dia.
AS Cermati Brexit
Disamping itu, Presiden Federal Reserve Bank of New York William Dudley dalam keynote address menjelaskan, susah mengukur efek dari hasil referendum Inggris. Tetapi pihaknya menghadapi perlambatan ekonomi Inggris sebagai konsekwensi dari ketentuan itu.
Pihaknya juga tetaplah mewaspadai Brexit walau efek ekonomi Inggris melambat kecil ke perdagangan Amerika Serikat. Keseluruhan ekspor AS ke Inggris cuma sekitaran 0, 7 % dari product domestik bruto (PDB) AS.
" Untuk sekarang ini, kejatuhan pasar keuangan global efek dari Brexit berjangka pendek. Keadaan pasar keuangan AS tetaplah mensupport perkembangan ekonomi. Akan tetapi, saya yakin bila mungkin susulan dari gejolak menyebabkan resiko penurunan periode menengah untuk ekonomi global, serta resiko ini butuh diawasi, " terang Dudley. (Ahm/Gdn)
http://bisnis.liputan6.com/read/2566153/2-tantangan-indonesia-hadapi-brexit