Dewan Pers mengkritik kabar berita media tentang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendekati Pilgub DKI 2017 terjerat dalam masalah ke-2 tokoh tanpa ada menyentuh program yang akan mereka angkat.
" DKI 1 ini memanglah panas lantaran ibukota memanglah di DKI, namun diluar itu menurut saya wartawan, kita semuanya, terjebak pada berita wicara hingga kurang memperoleh kekayaan, pengetahuan tentang program dari beberapa orang yang bakal jadi DKI 1, " kata Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, didapati di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (12/08/2016).
Menurut Yosep, media semestinya konsentrasi kembali pada program, pada keperluan Jakarta, serta malah ajukan pertanyaan pada bebrapa grup untuk tahu pemimpin seperti apa yang mereka perlukan.
" Kita tak memperoleh deskripsi, namun kita memperoleh news dari langkah berita wicara, beberapa orang bicara mengenai apa, umpatan-umpatan apa yang nampak itu lalu memperoleh liputan serta itu menurut saya terlalu berlebih, " tambah dia.
Yosep lihat peluang ada kebutuhan media di balik kabar berita itu. Lantaran hal semacam ini memperoleh perhatian dari orang-orang, serta orang-orang larut dalam kondisi ini, hingga lalu media harus fokus diri pada kabar berita seperti itu.
" Walau demikian, diluar itu, ada peluang partai-partai serta beberapa calon ini bekerja bersama dengan media untuk mengatur kabar berita seperti itu. Bila menurut saya silahkan saja sepanjang itu media bikin tak memakai frekwensi umum, " tutur dia.
" Namun taati kode etik jurnalistik, bedakan juga mana lokasi redaksi mana lokasi iklan, jangan pernah lalu beberapa calon ini berikan duit pada media serta bikin liputan, bikin profil, dan sebagainya terlalu berlebih karenanya tidak mematuhi prinsip filantropi, " tandas pria yang akrab disapa Stanley itu
http://rimanews.com/nasional/politik/read/20160812/298265/Dewan-Pers-Kritik-Berita-Ahok-Vs-Risma-Sudah-Berlebihan