Mengedar pesan berantai yang mengatasnamakan Komunitas RT/RW se-Jakarta Timur menampik kehadiran Guubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke Rusun Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur. Dari berita itu juga 400-an aparat paduan mengamankan jalannya prosesi peresmian RPTRA, serta disebar di sebagian titik tempat peresmian.
Berita mengatakan sekitaran 500-an demonstran dari beragam elemen bakal turun serta bertemu dengan Ahok. Tetapi, ancaman itu tak dapat dibuktikan s/d bekas Bupati Belitung Timur itu resmikan Ruangan Umum Terbuka Ramah Anak (RPTRA).
" Berikut yang berlangsung di lapangan, " keluh Koordinator Komunitas RT/RW se-Jakarta Timur, Anas, waktu disinggung masalah gagasan aksinya menampik Ahok, di Cibesel, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2016).
Anas menampik aksinya dimaksud batal. Tetapi, tindakan itu fleksibel serta tak memaksakan tindakan dikerjakan frontal.
" Sesungguhnya kita tidak batal, ada rekan didalam serta diluar hanya saksikan kondisi serta keadaan. Kita tak maksa untuk lakukan tindakan dengan cara frontal, " terang pria yang juga Ketua RW 02 Bali Mester itu.
Dia menerangkan, komunitas itu punya niat mempertanyakan pada Ahok berkaitan permasalahan penghilangan pengantar atau referensi RT/RW dalam beberapa service. Seperti berkaitan perizinan serta non-perizinan dalam surat edaran yang dimaksud di keluarkan Tubuh Service Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI serta Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
" Kita menanggapi manfaat RT serta RW se-DKI yang telah dikebiri dengan keluarnya surat dari Pak Menteri Tjahjo Kumolo serta surat edaran PTSP yang menyebutkan manfaat RT serta RW tak dibutuhkan lagi dalam mengurusi perizinan. Itu yang menginginkan kita berikan ke Ahok, " kata Anas.
http://news.liputan6.com/read/2583917/ancaman-tolak-ahok-di-rusun-cipinang-tidak-terbukti